Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 Oktober 2008

posyandu kunci keberhasilan pembangunan kesehatan


oleh: Dudut Eko Juliawan

Posyandu tersebar luas di seluruh desa dan kelurahan di Propinsi NTB. keberadaannya sangat berperan dalam mencegah kejadian gizi buruk, karena dengan menimbangkan anak balita secara teratur di posyandu dapat dipantau pertumbuhan berat badannya. dengan melihat buku catatan KMS yang di isi tiap bulan waktu penimbangan, status kesehatan anak balita dapat diketahui, sehingga anak akan terhindar dari keadaan gizi kurang. sebelum anak jatuh kedalam gizi buruk, keadaannya sudah dapat dideteksi sehingga akan dapat segera dicari upaya pencegahan dan penanggulangannya sesegera mungkin.

Hanya permasalahannya sekarang adalah fungsi posyandu belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat, masih banyak keluarga yang mempunyai anak balita ada yang belum membawa anak balitanya ke posyandu. Menurut observasi penulis di beberapa posyandu di wilayah puskesmas Karangpule Mataram, hanya 30 % 40 % saja sasaran anak balita yang ditimbang di posyandu. selebihnya luput dari pantauan. Sebenarnya jika kader posyandu dapat melalukan sweeping ke lapangan, kendala cakupan sasaran ini bisa ditanggulangi. Tetapi karena kader posyandu kemampuannya terbatas, dengan alasan sibuk, tidak sempat, wilayah kerja terlalu luas dan lain-lain maka upaya sweeping sasaran jarang dilakukan.

Sweeping sasaran hanya dilakukan jika ada pembagian vitamin A yang biasanya dilakukan pada bulan Februari dan Agustus. Sweeping sasaran juga dilakukan pada saat pekan penimbangan saja, yang pernah dilakukan pada bulan Agustus 2008.

Selebihnya banyak sasaran anak balita yang lolos dari pantauan. sasaran yang lolos inilah yang berpotensi besar akan terkena gizi buruk. Penyebabnya yang utama adalah karena kurangnya asupan gizi di tingkat keluarga, pola asuh yang salah dan infeksi penyakit pada anak. pengasuhan anak balita di Lombok banyak diserahkan kepada anggota keluarga yang lain, sementara orangtua balita sibuk bekerja. Yang sering mengasuh anak balita di lingkungan keluarga adalah neneknya, hal ini sangat tidak menguntungkan karena tingkat pengetahuan nenek kurang memadai untuk dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan asupan makanan yang cukup bagi anak. Disamping itu kurangnya perhatian orang tua terhadap pertumbuhan anak mereka.

Faktor kemiskinan juga banyak menjadi sebab terjadinya gizi buruk, hal ini wajar karena dengan kurangnya konsumsi belanja akan berakibat pada kurangnya asupan makanan pada keluarga termasuk anak balita.

Pelayanan kesehatan sebenarnya bisa dilakukan jika masyarakat miskin tahu haknya akan Jamkesmas, karena dengan fasilitas itu mereka tidak ditarik biaya alias gratis jika berobat ke tempat pelayanan kesehatan dasar.

Disinilah sebenarnya peran Posyandu sangat dibutuhkan. sebelum masyarakat memanfaatkan jasa Puskesmas dan Rumah Sakit, mereka bisa lebih dulu untuk memanfaatkan Posyandu. Jadi Posyandu adalah tempat pelayanan terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat (Mataram, November 2008).

Kamis, 09 Oktober 2008

buah kesukaan hanum


Hanum sangat suka sekali buah pisang, terutama pisang susu. oleh karena itu tiap saat ayah sering membelikan pisang susu di pasar karang sukun. semoga hanum suka dan mau makan karena kalau disuruh makan nasi jarang mau.